Samarinda – Pengawasan Hutan Global (Global Forest Watch) mencatat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kehilangan sekitar 690 ribu hektare tutupan pohon dalam beberapa tahun terakhir.

Bukan tidak mungkin bahwa angka yang masif ini memicu kekhawatiran serius, mengenai keberlanjutan lingkungan dan meningkatnya potensi bencana ekologis di wilayah tersebut.

Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar tidak tinggal diam.

Ia memastikan bahwa berbagai langkah pengetatan dan pencegahan, tengah dijalankan untuk menahan laju kerusakan hutan.

“Kita meminta masyarakat untuk tidak membuka hutan secara ilegal, dan kita akan menindak tegas setiap bentuk kegiatan usaha industri di Kukar yang merusak kehutanan,” tegas Aulia saat ditemui it.news.id di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, pada Kamis (11/13/2025).

Selain penegakan aturan, kata Aulia Pemkab Kukar juga mulai mendorong terobosan ekonomi yang selaras dengan upaya pelestarian hutan, salah satunya melalui pengembangan industri karbon.

“Melalui industri karbon, kita bisa menjaga kelestarian hutan beserta fungsinya, sehingga tidak dialihfungsikan untuk kepentingan lain yang merusak,” jelasnya.

Aulia menambahkan bahwa keselamatan ekosistem tetap menjadi prioritas yang paling utama.

“Kita berupaya selalu agar alam kita terjaga dan udara tetap baik dan segar,” ujarnya.

Saat disinggung soal kesiapsiagaan menghadapi bencana Hidrometologi seperti banjir dan tanah longsor, yang kerap kali terjadi diakhir tahun.

Ia menegaskan bahwa Pemkab Kukar telah memperkuat mitigasi bencana. Tidak hanya disitu, koordinasi bersama camat dan pemerintah desa juga aktif dilakukan, guna mengidentifikasi titik rawan bencana maupun indikasi awal gejala alam yang mengkhawatirkan.

“Kita sudah aktif melakukan perbaikan selokan, wilayah resapan air, dan memantau kondisi lapangan. Air sudah mulai meluap di beberapa titik, jadi upaya mitigasi terus kita lakukan agar tidak menimbulkan bencana,” pungkasnya.(*)