Samarinda — Program nasional Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KKMP) di Kalimantan Timur (Kaltim) kini resmi memasuki tahap operasional.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (DPPKUKM) Kaltim, hingga pertengahan Oktober 2025 sebanyak 85 persen dari 1.037 koperasi di Kaltim telah terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Koperasi Desa (SIMKOPDES).
Kepala DPPKUKM Kaltim, Heni Purwaningsih, menjelaskan bahwa SIMKOPDES berfungsi sebagai sistem pemantau nasional yang merekam seluruh aktivitas kelembagaan dan bisnis koperasi.
“Setiap perkembangan koperasi kini bisa dipantau secara nasional agar pelaksanaan program berjalan sesuai arah kebijakan pusat,” ujarnya, Rabu (22/10/2025).
Memasuki tahap operasional, kata dia, pemerintah mulai menggerakkan roda KKMP dengan melatih pengurus koperasi dan membangun gerai usaha diberbagai daerah.
Melalui dana dekonsentrasi, pusat telah menyiapkan 278 pendamping koperasi, dan akan membina sekitar 2.000 pengurus KKMP di Kaltim.
“Hingga 17 Oktober 2025 ini, sudah tercatat 800 gerai KKMP sudah diresmikan secara nasional, dengan 16 gerai berada di Kaltim,” ucapnya.
Menurutnya, gerai-gerai tersebut dibangun lengkap dengan sarana awal dan stok barang sehingga dapat langsung beroperasi.
“Jadi setelah itu, sektor perbankan akan dilibatkan untuk memperkuat pembiayaan koperasi,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan, ada enam jenis gerai utama yang dikembangkan, yakni pupuk dan sarana pertanian, logistik, sembako, simpan pinjam, klinik desa, dan apotek.
Namun Pemprov Kaltim diberi keleluasaan menyesuaikan sektor usaha dengan potensi lokal, seperti perikanan dan peternakan di Kaktim.
Meski begitu, ia menegaskan, ketika KKMP sudah berjalan stabil, pemerintah akan menerapkan skema bagi hasil.
Dimana 20 persen keuntungan akan disetorkan ke kas desa sebagai Pendapatan Asli Desa (PADes).
“Kunci keberhasilan KKMP ada pada anggotanya. Semakin besar partisipasi anggota, semakin kuat koperasinya,” pungkasnya.(mel)


