(Jakarta) –Kementerian Perhubungan, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyampaikan bahwa layanan transportasi laut dari dan menuju Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu, tetap berjalan meskipun sedang terjadi gangguan pada alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai akibat pendangkalan (sedimentasi). Kendala ini menyebabkan kapal – kapal besar tidak dapat bersandar di kolam pelabuhan.
“Kami sampaikan bahwa pelayanan transportasi laut dari dan ke Pulau Enggano tidak berhenti. Hanya saja, pola pelayanannya dilakukan secara khusus melalui embarkasi dan debarkasi di luar kolam pelabuhan menggunakan skema Rede Transport, hal tersebut didukung oleh kapal – kapal negara milik KSOP Kelas III Pulai Baai bersama mitra/instansi terkait antara lain TNI AL, Basarnas, Polairud, serta bantuan dari kapal nelayan,” demikian disampaikan Dirjen Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud melalui keterangan resmi kepada awak media di Jakarta, Rabu (24/6/2025).
Dirjen Masyhud menjelaskan dalam mengatasi kondisi ini, Ditjen Hubla telah menugaskan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 untuk melakukan pengerukan alur pelayaran yang ditargetkan selesai pada akhir Juni 2025. Pengerukan dilakukan berdasarkan SK KSOP Kelas III Pulau Baai dengan target kedalaman -4 meter LWS dan total volume 99.000 m³ yang saat ini sudah mencapai 95 persen dari total pekerjaan. Setelah itu, guna menjamin kualitas layanan akan dilanjutkan dengan pengerukan lanjutan untuk mencapai kedalaman -6,5 meter LWS dengan volume 701.000 m³.
“Kami berupaya keras agar pengerukan ini selesai tepat waktu dan menjadi prioritas. Kami memahami kebutuhan masyarakat Enggano dan ini menjadi prioritas pemerintah,” ungkap Masyhud.
Masyhud menerangkan upaya percepatan pekerjaan pengerukan, PT Pelindo telah mengerahkan sejumlah kapal dan peralatan antara lain 5 unit kapal Cutter Suction Dredger (CSD), 3 Tug Boat dan alat bantu lainnya berupa 4 Excavator kapal tug boat , 2 welder dan 2 bulldozer.
Selama masa pekerjaan pengerukan pelayanan transportasi laut rute Bengkulu – Pulau Enggano tetap dilaksanakalan oleh kapal KMP. Pulau Tello milik PT ASDP Indonesia Ferry dengan penyesuaian terhadap kondisi cuaca dan ketersediaan bahan bakar serta mengutamakan aspek keselamatan pelayaran.
Selain itu, lanjut Masyhud, pelayanan transportasi laut juga dilakukan di Pelabuhan Linau Bintuhan sebagai alternatif untuk mendukung kelancaran logistik dan penyeberangan menuju wilayah Bengkulu bagian barat dan Pulau Enggano.
“Pelayanan di pelabuhan tidak terputus. Kami hadir dengan solusi dan juga alternatif agar transportasi laut terus berjalan. Selain itu, koordinasi lintas lembaga terus kami lakukan demi menjamin layanan masyarakat tetap tersedia dalam kondisi apa pun. Transportasi laut ke Pulau Enggano tetap berlangsung dan akan terus kami tingkatkan kualitas pelayanannya seiring dengan proses normalisasi alur pelayaran yang sedang berjalan,” pungkas Dirjen Masyhud.(MM-01).