TANJUNG REDEB – Berau akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan dari Bank Indonesia (BI). Ratusan UMKM mendapatkan angin segar dengan hadirnya program Business Matching Pembiayaan serta Edukasi dan Literasi Keuangan UMKM (Bima Etam).
“Sudah kurang lebih Rp11,44 miliar pembiayaan yang disalurkan oleh BI kepada ratusan debitur khususnya UMKM di Kaltim, dengan total 149 UMKM,” jelas Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto, dalam sambutannya di pembukaan acara Bima Etam, di Ruang RPJPD Baplitbang, Kamis (24/7/2025).
Program Bima Etam ini bertujuan untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi pelaku UMKM. Dengan melibatkan sejumlah perbankan, program ini bertujuan mempertemukan pelaku UMKM dengan lembaga keuangan, untuk memperluas akses pembiayaan sekaligus memberikan edukasi literasi keuangan.
Bima Etam memfasilitasi para UMKM untuk berinteraksi langsung dengan pihak perbankan, guna mengenal produk pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan usaha mereka. Terlebih, untuk Berau potensinya luar biasa mulai dari pertanian, perkebunan, hingga pertambangan.
“Seri kelima ini sudah menghasilkan realisasi pembiayaan belasan miliar kepada ratusan UMKM. Ini belum termasuk pembiayaan langsung dari perbankan kepada UMKM di luar program ini,” imbuhnya.
Selain business matching, program ini juga mencakup pelatihan bagi UMKM agar mampu mengelola keuangan secara sederhana namun efektif, seperti menyusun neraca dan arus kas melalui aplikasi digital. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas UMKM dalam menyusun laporan keuangan yang bisa dinilai oleh pihak perbankan.
Tak hanya itu, literasi keuangan juga menyasar pemanfaatan teknologi digital seperti penggunaan QRIS, sistem transfer, dan alat pembayaran non-tunai lainnya, yang kini semakin relevan dalam dunia usaha. Harapannya, UMKM bisa menyampaikan kondisi riil mereka kepada perbankan dan perbankan pun bisa memberikan masukan serta solusi pembiayaan. Bahkan, komitmen pembiayaan bisa langsung tercapai dalam kegiatan ini.
Penyaluran kredit yang difasilitasi dalam program ini pun bervariasi, mulai dari Rp50 juta hingga lebih dari Rp200 juta, tergantung pada kebutuhan dan kelayakan usaha masing-masing UMKM. Kebanyakan penerima manfaat berasal dari segmen usaha mikro dan kecil yang memang memerlukan akses pembiayaan yang lebih inklusif. (mel)