TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara melalui Bappeda & Litbang tengah mempersiapkan langkah strategis dalam mendorong hilirisasi dan ekspor komoditas unggulan daerah. Salah satu inisiatif utama adalah menjadikan Pelabuhan Mansapa di Kabupaten Nunukan sebagai pusat ekspor resmi, khususnya untuk komoditas rumput laut.
Langkah ini disampaikan oleh Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappedalitbang Kaltara, Dian Suryanata yang menegaskan bahwa Pelabuhan Mansapa diproyeksikan menjadi pintu gerbang utama ekspor hasil laut yang telah melalui proses pengolahan dalam negeri.
“Pelabuhan Mansapa ini sangat strategis. Jika beroperasi optimal, rumput laut dari Kaltara bisa langsung diekspor ke luar negeri tanpa perlu transit di Makassar atau Surabaya,” ungkap Dian kepada IT-News.id, Jumat (26/9).
Selama ini, hasil panen rumput laut dari wilayah pesisir Kaltara hanya dikirim dalam bentuk mentah atau kering ke luar daerah, sebelum akhirnya diekspor dan tercatat sebagai produk ekspor daerah lain. Dengan adanya pelabuhan ekspor sendiri, nilai tambah komoditas bisa dinikmati langsung oleh masyarakat lokal, sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Namun, realisasi rencana besar ini memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit. Pemerintah memperkirakan kebutuhan anggaran pembangunan pelabuhan beserta fasilitas pengolahan mencapai angka di atas Rp50 miliar. Oleh karena itu, skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) menjadi salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan untuk mendanai proyek ini.
“Kalau biayanya masih di bawah Rp50 miliar mungkin bisa ditangani lewat APBD. Tapi untuk anggaran lebih besar, kita perlu menggandeng investor atau pihak swasta,” jelasnya.
Rencana pembangunan ini telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, dan ditargetkan tuntas dalam lima tahun masa kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara saat ini.
Bappeda & Litbang akan terus mengawal proses perencanaan, sementara OPD teknis seperti Dinas Pertanian dan Kelautan telah mulai menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan di lapangan.
“Kami tidak ingin masyarakat hanya menjual bahan mentah. Dengan adanya fasilitas pengolahan dan ekspor sendiri, akan tercipta lapangan kerja baru, nilai ekspor meningkat, dan kesejahteraan petani rumput laut juga ikut naik,” pungkas Dian. (Lia)