TANJUNG SELOR – Suasana berbeda terasa kuat pada peringatan Hari Jadi Kabupaten Bulungan ke-65 dan Kota Tanjung Selor ke-235 tahun ini. Bertempat di kawasan hijau nan asri Kebun Raya Bundahayati, momen bersejarah ini tidak hanya menjadi selebrasi tahunan, tapi juga simbol kemajuan, refleksi, dan semangat kolaborasi masyarakat serta pemerintah di jantung Provinsi Kalimantan Utara.

Upacara peringatan yang digelar sejak pagi itu bukan hanya menghadirkan prosesi formal, tetapi juga dirangkai dengan pertunjukan budaya yang memukau. Ratusan pegawai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tampil memeriahkan acara lewat tarian massal khas Bulungan, Tidung, dan Dayak.

Harmoni gerakan dan warna-warni pakaian adat yang dikenakan para penari sukses menarik perhatian warga yang memadati area hutan kota sejak pagi.

Dipilihnya Hutan Kota Bundahayati sebagai lokasi peringatan tahun ini memberikan nuansa yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Area yang dulunya hanya dikenal sebagai ruang terbuka hijau kini bertransformasi menjadi simbol kemajuan Kabupaten Bulungan.

Wakil Gubernur Kalimantan Utara, Ingkong Ala, yang turut hadir dalam peringatan tersebut, memberikan apresiasi atas progres pembangunan yang terus ditunjukkan oleh kabupaten berjuluk Bumi Tenguyun ini.

“Setiap tahun kita lihat ada perubahan yang nyata. Saya melihat ada makna yang mendalam di balik dipilihnya hutan kota sebagai lokasi peringatan. Ini bukti bahwa Bulungan tidak stagnan, tapi terus bergerak maju,” ungkap Ingkong saat diwawancara awak media, Senin (13/10).

Namun, ia juga menegaskan bahwa momen peringatan ini harus dijadikan sebagai sarana refleksi. “Hari jadi adalah waktu yang tepat untuk evaluasi. Sudah sejauh mana kemajuan kita? Apa yang masih harus dibenahi? Jangan hanya seremonial, tapi juga harus substantif,” tambahnya.

Ingkong juga menyoroti pentingnya sinergi antar sektor baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat dalam menjaga momentum kemajuan, termasuk mendorong digitalisasi dan penguatan fasilitas umum.

Sementara Bupati Bulungan, Syarwani, yang menekankan bahwa peringatan hari jadi tahun ini juga menjadi panggung bagi desa dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurutnya, geliat ekonomi lokal harus menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap event daerah.

“Kita libatkan 74 desa-desa yang ada di Bulungan dan UMKM khususnya wilayah Tanjung Selor. Jadi bukan hanya panggung seremonial, tapi ini juga panggung ekonomi rakyat. Ada transaksi, ada perputaran uang, ada dampak nyata bagi pelaku usaha kecil,” jelas Bupati.

Syarwani bahkan menyebut telah memberi instruksi khusus kepada terkait (Diskoperindag) agar memastikan bahwa ada perputaran uang pada pagelaran Hut.

“Ya Ini dilakukan agar peringatan hari jadi tak hanya menjadi pesta, tetapi juga mesin penggerak ekonomi lokal,” harapnya.

“Dengan begitu, kita harap kegiatan ini tidak berhenti pada selebrasi, tetapi juga jadi alat pemberdayaan masyarakat,” lanjutnya.

Dengan segala semangat dan warna yang dihadirkan, peringatan Hari Jadi Kabupaten Bulungan dan Kota Tanjung Selor tahun ini menjadi lebih dari sekadar ritual tahunan.

Ia menjadi bukti bahwa sejarah dan kemajuan bisa berjalan berdampingan, bahwa hutan kota bisa menjadi pusat perayaan modern, dan bahwa rakyat kecil pun bisa naik ke panggung utama pembangunan.

Harapan besar disematkan pada momen ini agar Kabupaten Bulungan terus tumbuh menjadi daerah yang inklusif, berdaya saing, dan mampu menjawab tantangan zaman, tanpa melupakan akar budaya dan identitasnya. (Lia)