TANJUNG SELOR – Berbagai komunitas perempuan di Kabupaten Bulungan kompak menyuarakan gerakan Stop Kekerasan dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16 HAKTP) dan kampanye One Day One Voice (ODOV) 2025.

Aksi yang berlangsung di Ruang Pertemuan Rumah Jabatan Bupati Bulungan, diwarnai dengan cara berbeda oleh oleh sejumlah komunitas, dimana talk show dan pameran karya seni daur ulang dilakukan sebagai simbol bahwa perempuan mampu bersama-sama memerangi kekerasan.

Aksi ini menjadi simbol bahwa perempuan Bulungan mampu dan berani memerangi kekerasan berbasis gender. Mereka menegaskan pentingnya kerja bersama untuk menghentikan kekerasan, memperkuat suara perempuan, serta menjaga lingkungan di tengah pesatnya pembangunan daerah.

Ketua PKK Bulungan, Sri Nur Handayani yang juga sekaligus narasumber yang dihadirkan menekankan pentingnya peran keluarga dan kebijakan lokal dalam mencegah kekerasan. PKK, katanya, terus mendorong perempuan agar berani melapor.

Hal sama pula disampaikan, Anggota DPRD Bulungan Andhika Masharafi menegaskan, dukungan legislatif pada kebijakan ramah perempuan, termasuk Ranperda Kabupaten Layak Anak dan upaya pencegahan pernikahan dini.

Sementara aktivis perempuan Norjannah mengungkap, peningkatan kasus kekerasan di Bulungan: dari 37 kasus pada 2024 menjadi 47 kasus di 2025. Ia menilai kondisi ini harus menjadi alarm bersama.

Aksi yang berbeda dilakukan perempuan dalam rangka 16 HAKTP

Yang tidak hanya berdiskusi, peserta juga mengikuti workshop daur ulang sampah menjadi produk kreatif bernilai ekonomis.

Karya-karya tersebut dipamerkan sebagai bagian dari kampanye 16 HAKTP, sekaligus menunjukkan bahwa perempuan mampu berkarya sambil menjaga lingkungan.

Kemudian sebagai langkah perjuangan melawan kekerasan terhadap perempuan adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih adil dan setara.

Melalui aksi sejumlah perempuan di Bulungan berharap semakin banyak pihak terlibat dalam upaya menciptakan lingkungan aman bagi semua. (Lia)