Tanjung Redeb – Gerakan bersih-bersih di Tepian Ahmad Yani atau Tepian Segah, yang mulai dicanangkan hari ini akan diberlakukan secara berkala dan dilakukan setiap sebulan sekali. Namun, apakah hal ini lantas jadi solusi kebersihan area tepian?
Tepian Segah sudah masuk dalam aturan Perbup sebagai salah satu pusat wisata kuliner dalam kota. Hal ini tentu saja membuat area itu wajib mengaplikasikan ketujuh Sapta Pesona, dimana salah satunya yakni tentang kebersihan.
Tetapi, dalam area tersebut ada puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang mengais rezeki. Adanya transaksi perdagangan itulah, yang disebut-sebut sebagai salah satu biang terjadinya kekotoran.
Ditemui saat aksi bersih-bersih pada Jumat (11/7/2025) pagi, Ketua Pokdarwis Barintak Kelurahan Bugis, Berin Silalahi menyebut jika kebersihan sepanjang Tepian Segah, memang menjadi salah satu masalah yang harus mendapat perhatian serius.
“Kita juga sudah sering memberitahukan kepada para PKL, bahwa lokasi Tepian Segah ini menjadi pusat kuliner. Jadi bagaimana agar pengunjung itu betah dan mau kembali, maka kebersihan harus jadi kunci utama,” tuturnya.
Dirinya bersama tim Pokdarwis Barintak pun tak hentinya memberikan pemahaman tersebut. Namun dikatakannya, untuk permasalahan kebersihan ini tak mungkin bisa diawasi selama 24 jam.
“Tinggal kesadaran pedagang dan juga pengunjung saat berada di Tepian Segah ini. Tidak mungkin juga kita menunggu sampai aktivitas di tepian ini usai, yang kadang sampai pagi hari menjelang subuh. Kita juga punya keterbatasan tenaga,” tambahnya.
Di lain sisi, beberapa pedagang di sepanjang Tepian Segah yang mengikuti aksi itu, mengatakan jika hal ini sebenarnya sudah pernah diterapkan, namun sempat hilang beberapa waktu lalu.
“Ya bagus juga, jadi PKL yang menggunakan area ini juga memiliki tanggungjawab untuk melakukan pembersihan. Setidaknya di lokasi berjualan miliknya masing-masing,” ujar Ida, salah satu PKL yang ditemui. (mel)Aksi Bersih-