TANJUNG REDEB – Kabupaten Berau sudah memasuki fase darurat kebutuhan tambahan pemadam kebakaran. Pasalnya, musibah kebakaran yang terjadi khususnya di pemukiman, tercatat sudah ada 34 kejadian.

“Itu data yang tercatat di BPBD selama sepanjang semester satu tahun 2025 ini. Bahkan, kasus kebakaran yang terbaru juga merenggut nyawa seorang balita,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Masyhadi, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Nofian Hidayat, dihubungi Jumat (8/8/2025).

Dari total 34 kebakaran itu sebanyak 104 bangunan yang terdampak. 110 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal. Bahkan, untuk kerugian material ditaksir mencapai Rp 18,5 miliar.

Dari semua musibah kebakaran itu, ada salah satu kejadian yang menyebabkan puluhan KK kehilangan tempat tinggal, yakni kebakaran di Jalan Milono pada 26 Januari 2025 lalu. 23 bangunan mengalami kerusakan berat dan 22 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal. Disusul satu bulan kemudian, kebakaran kembali melanda kawasan yang sama. Yang menghanguskan 10 bangunan dan 35 kepala keluarga terdampak.

“Jumlah ini hampir menyamai catatan tahun 2024 lalu, di mana tercatat 40 kejadian kebakaran pemukiman, termasuk satu korban jiwa di Kecamatan Batu Putih,” tambahnya.

Dengan sering adanya kebakaran ini, pihak BPBD tentunya membutuhkan support lebih terutama dalam hal unit pemadam dan petugasnya. Karena dalam upaya pemadaman dibutuhkan lebih banyak petugas agar prosesnya bisa lebih cepat.

“Kita menunggu realisasi itu, apalagi kebutuhan unit damkar dan petugas juga sudah masuk dalam pembahasan antara DPRD dan Pemkab Berau. Semoga secepatnya bisa terpenuhi,” tutupnya. (mel)