SAMBALIUNG – Berkesempatan meresmikan sentra tenun di Sukan Tengah oleh Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKMA) Kementerian Perindustrian RI, tak disia-siakan oleh Diskoperindag Berau. Dalam kesempatan singkat itu, semua permasalahan terkait kondisi pengrajin hingga UMKM, diutarakan.
“Ibu Dirjen yang kami hormati, permasalahan yang ada saat ini khususnya untuk tenun, adalah pengrajin tenun saat ini seperti yang disampaikan kemarin, pengrajin kita itu belum berproduksi secara terus menerus. Jadi produksi itu by order. Kalau ada order baru mereka melakukan produksi,” ujar Kadiskoperindag Berau, Eva Yunita.
Dengan produksi terbatas itu, dikatakannya tentu berdampak sangat signifikan ke berbagai hal, termasuk harga bahan yang akan jadi mahal. Kemudian keterampilan kerapian pekerjaan juga berpengaruh. Dan akhirnya pasti berdampak kepada tingginya nilai jual barang itu sendiri.
“Kami juga terbatas permodalan bagi para pengrajin, kemudian juga pemasaran akhirnya terbatas. Untuk itu perlu perhatian kita semua pihak pemerintah, pihak swasta, perbankan BUMN dan BUMD, serta seluruh komponen, pihak perusahaan yang beroperasional di wilayah Kabupaten Berau. tentunya kita perlu mencari solusi untuk Sentra Tenun ini ke depan,” tambahnya.
Untuk masalah-masalah yang ada, diharapkan nantinya kedepan akan ada Bapak Angkat, yang diharapkan ada perhatian terhadap kemajuan Sentra Tenun. Sehingganya nanti ke depan para pengrajin Berau tidak perlu memikirkan lagi bagaimana dia memperoleh bahan baku, tidak perlu lagi memikirkan kemana dipasarkan, melainkan tinggal bekerja untuk berproduksi yang terbaik,” tutupnya.
Menanggapi curhatan ini, Dirjen IKMA Kemenperin RI, Reni Yanita pun mengatakan jika pemerintah pusat memiliki program yang turun hingga ke tingkat kabupaten. Mulai dari pelatihan pengrajin hingga pemasaran.
“Saya juga meminta agar pihak ketiga, perusahaan juga bisa berkontribusi dalam pengembangan keberlanjutan sentra Tenun di Sukan Tengah ini,” kata Reni. (Mel)