TANJUNG SELOR–  Aksi unjuk rasa yang digelar aliansi mahasiswa di Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) berujung ricuh, Kamis (17/7). Tiga orang mahasiswa mengalami luka bakar, dua diantaranya cukup serius. Aksi ini dipicu oleh desakan agar Kapolda Kaltara mundur dari jabatannya.

Demo yang berlangsung di depan Mapolda Kaltara ini awalnya berlangsung damai. Namun, situasi memanas saat massa membakar ban dan berteriak menuntut pertanggungjawaban atas dugaan penyelewengan barang bukti narkoba.

Mahasiswa menyoroti kasus dugaan penggantian 12 kg sabu menjadi tawas, yang menyeret beberapa oknum Polres Nunukan, termasuk Kasat Resnarkoba. Kasus ini kini ditangani oleh tim Bareskrim Polri.

“Kami hadir karena kecewa. Polisi harusnya melindungi rakyat, tapi justru mencederai kepercayaan kami,” tegas Sarah Amelia, Ketua GMNI Bulungan, dalam orasinya.

Sarah juga menyampaikan bahwa mahasiswa sudah mengirim surat sebelumnya, namun tidak mendapat respons. “Kami ini bayar pajak, tapi yang kami terima justru pengkhianatan,” tambahnya.

Kericuhan pecah saat orasi memuncak. Bentrokan tak terhindarkan, hingga menyebabkan beberapa mahasiswa terbakar saat berada di dekat api pembakaran ban.

Menanggapi insiden ini, Kabid Humas Polda Kaltara Kombes Budi Rachmat turun langsung menemui massa.

“Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Ini akan kami evaluasi, dan kami berkomitmen untuk berbenah. Insiden ini murni kecelakaan, mari kita doakan korban segera pulih,” ujarnya.

Aksi ini menjadi sorotan publik dan menambah tekanan terhadap jajaran Polda Kaltara yang saat ini tengah diguncang isu serius soal integritas dan penegakan hukum. (Lia)