“Penyandang disabilitas bukan sekadar objek belas kasih, tetapi insan yang berdaya dan mampu berprestasi. Mereka bisa menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat luas,” ujarnya.
Suharyanto menjelaskan bahwa dalam ajang Festival Olahraga Disabilitas (FOD) Kabupaten Berau tahun 2025 ini, terdapat enam cabang olahraga yang dipertandingkan dari total 22 cabang olahraga disabilitas yang diakui secara nasional.
Keenam cabang yang tampil di Berau meliputi atletik, catur, tenis meja, bociah, bulu tangkis, dan anggar kursi roda. Ia menerangkan, beberapa cabang lainnya seperti renang memang termasuk dalam daftar resmi, namun belum semua dapat ditampilkan karena keterbatasan fasilitas dan kondisi lapangan.
Lebih lanjut, Suharyanto menyebutkan bahwa Indonesia telah menorehkan prestasi gemilang di tingkat Asia Tenggara, menjadi juara umum ASEAN Paragames tiga kali berturut-turut.
“Ini nanti Januari 2026 akan digelar ASEAN Paragames di Thailand, ada empat atlet asal Kalimantan Timur yang akan memperkuat kontingen Indonesia di cabang balap kursi roda, renang, tenis meja, dan atletik,” ungkapnya.
Semangat itupun sejalan dengan dorongan Wakil Bupati Berau, Gamalis, yang menekankan pentingnya pembinaan atlet disabilitas secara berkelanjutan.
Ia mengingatkan bahwa perhatian terhadap hak dan kebutuhan penyandang disabilitas telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk mewujudkannya.
“Ajang ini harus menjadi wadah pembinaan dan penempa talenta atlet spesial yang bisa mengharumkan nama Berau hingga ke tingkat nasional bahkan internasional,” katanya.
Gamalis juga menegaskan bahwa dukungan lintas lembaga, termasuk dari NPC Kaltim, menjadi kunci agar pembinaan atlet disabilitas di daerah berjalan sebagaimana mestinya.
“Jangan pikirkan apa yang kurang pada tubuhmu, tapi pikirkan apa yang sudah kau berikan pada bangsa dan negaramu,” pungkasnya sebagai motivasi. (Dvn)


