Tanjung Redeb – Dinas Pendidikan Kabupaten Berau mulai mendorong penerapan digitalisasi dalam program pendidikan kesetaraan, khususnya Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA). Langkah ini dilakukan agar anak-anak yang putus sekolah tetap bisa melanjutkan pendidikan dengan cara yang lebih fleksibel dan mudah diakses.

Kepala Dinas Pendidikan Berau, Mardiatul Idalisah, mengatakan bahwa tantangan geografis dan sosial-ekonomi menjadi salah satu alasan pentingnya transformasi digital dalam pembelajaran non-formal. Dengan memanfaatkan teknologi, peserta didik yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan waktu tetap bisa mengikuti proses belajar.

“Melalui sistem pembelajaran berbasis digital, anak-anak yang sebelumnya sulit menjangkau sekolah formal kini bisa belajar dari rumah atau dari pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) dengan dukungan teknologi,” ujarnya.

Menurutnya, digitalisasi bukan hanya soal perangkat, tetapi juga tentang membangun ekosistem belajar yang inklusif. Disdik Berau terus berupaya memperkuat kolaborasi dengan lembaga pendidikan non-formal dan memfasilitasi pelatihan bagi tutor agar mampu mengelola pembelajaran berbasis digital.

“Pendidikan kesetaraan ini akan lebih efektif bila didukung dengan platform belajar daring dan materi interaktif. Dengan begitu, anak-anak yang ikut Paket B dan C tetap bisa merasakan pengalaman belajar yang modern,” jelasnya.

Ia menambahkan, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan kesetaraan juga menjadi bagian dari upaya menekan angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Berau, sekaligus menyiapkan generasi muda yang lebih siap menghadapi era digital.

Mardiatul berharap masyarakat semakin terbuka terhadap konsep belajar digital, karena menurutnya, pendidikan tidak lagi terbatas pada ruang kelas, tetapi bisa diakses kapan saja dan di mana saja./Adv

(*D)