TANJUNG REDEB – Kini masyarakat di kampung-kampung terpencil di Kabupaten Berau bisa mengurus dokumen kependudukan dengan lebih mudah. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Berau menggandeng perusahaan kelapa sawit agar jangkauan pelayanan lebih luas.
Kerja sama dengan 17 perusahaan perkebunan kelapa sawit, untuk memperluas jangkauan program pelayanan jemput bola.Kepala Disdukcapil Berau David Pamuji mengatakan, inisiatif ini muncul dari kebutuhan untuk memberikan layanan yang lebih cepat dan efisien bagi warga di daerah yang sulit dijangkau.
“Tujuannya untuk membangun kerja sama agar pelayanan kependudukan bisa dilakukan langsung di area perusahaan,” jelasnya.

Menurut David, kolaborasi dengan perusahaan sawit dinilai jauh lebih efektif dibandingkan hanya menyasar kampung per kampung. “Satu perusahaan biasanya menaungi beberapa kampung. Misalnya di wilayah Merabu, satu perusahaan bisa mencakup empat kampung sekaligus. Jadi dengan datang ke perusahaan, kami bisa melayani lebih banyak warga dalam satu waktu,” ujarnya.

Selain cakupan yang lebih luas, alasan teknis juga menjadi pertimbangan. Perusahaan-perusahaan besar umumnya memiliki akses internet yang memadai, sementara pelayanan jemput bola Disdukcapil sangat bergantung pada jaringan data.

“Kalau di kampung, koneksi internet sering kali terbatas karena fasilitasnya masih gratis atau belum stabil. Sementara di perusahaan, mereka punya jaringan mandiri yang kuat, jadi proses pelayanan bisa berjalan lancar,” tutur David.

Kerja sama ini juga akan membantu efisiensi waktu dan biaya operasional petugas. “Kalau kami ke daerah terpencil, biasanya harus bermalam. Dengan dukungan perusahaan yang punya guest house atau tempat inap, petugas bisa difasilitasi agar pelayanan bisa dilanjutkan keesokan harinya tanpa harus bolak-balik,” tambahnya.

David menjelaskan, Disdukcapil juga menggandeng Dukcapil Provinsi Kalimantan Timur, karena beberapa wilayah sasaran berada di perbatasan antar kabupaten. “Daerah seperti Biatan, Talisayan, hingga Batu Putih banyak berbatasan langsung dengan Kutai Timur. Jadi kami melibatkan provinsi agar ada pengaturan dan dukungan lintas kabupaten,” katanya.

Ia berharap model kerja sama ini dapat menjadi pilot project yang nantinya diadopsi di seluruh kabupaten/kota se-Kalimantan Timur. “Provinsi juga melihat potensi besar dari konsep ini, karena di daerah lain seperti Kutim, Kukar, dan Paser juga banyak perusahaan sawit. Harapannya nanti bisa diterapkan secara provinsi untuk memperkuat layanan kependudukan di daerah-daerah perkebunan,” ungkap David.

Melalui inovasi ini, Disdukcapil Berau menargetkan peningkatan cakupan layanan bagi masyarakat di wilayah yang selama ini sulit dijangkau. “Kunci kami sederhana, bagaimana layanan kependudukan bisa hadir langsung di tempat masyarakat bekerja dan tinggal, tanpa mereka harus jauh-jauh datang ke kecamatan atau ke Tanjung Redeb,” pungkasnya. (Dvn)