TANJUNG REDEB – Masyarakat Kabupaten Berau diminta berhati-hati karena uang palsu sudah mulai menyebar. Salah satu warkop di Tanjung Redeb telah menjadi korban peredaran uang palsu ini. Pecahan Rp50 ribu yang dipergunakan sebagai pembayaran ternyata merupakan uang palsu. Indikasi uang palsu itu diketahui salah satu karyawan warkop, yang menerima pembayaran secara cash dari salah satu pelanggan.

“Untung saya memiliki alat pendeteksi uang (money detector) yang bisa membedakan uang apakah itu uang palsu atau bukan. Saat menerima memang sudah janggal karena bentuk uangnya secara fisik pun berbeda dengan uang pada umumnya,” jelas Farhan ditemui Rabu (18/6/2025) siang.

Dari bentuk fisik uang yang diterima itu, dikatakannya memiliki kejanggalan di benang biru yang ketika diraba terlihat lebih menonjol. Dan saat dicek menggunakan lampu UV ternyata memang benar uang yang didapat adalah uang palsu.

Meskipun sudah mengetahui bahwa uang yang diterimanya adalah palsu, namun tidak serta merta menuduh pelanggan. Ia menduga bisa saja pelanggan itu tidak menyadari bahwa uang yang dibawanya adalah palsu.

“Kalau kasatmata uang palsu itu tampak berbeda dibanding uang asli, terutama dari segi warna, bahan. Bahan kertas uang palsu ini lebih tebal. Saya langsung panggil si pelanggan ini untuk mempertanyakan uang itu,” tambahnya.

Saat diketahui palsu, pihak Warkop meminta pelanggan untuk mengganti metode pembayaran. Pelanggan tersebut terlihat panik dan akhirnya memilih menggunakan pembayaran digital melalui QRIS.

“Ini menjadi pelajaran bagi sesama pelaku usaha untuk selalu berhati-hati. Lebih waspada dan selalu cek uang pembayaran cash dari pelanggan. Kalau bisa siapkan alat pendeteksi uang palsu buat berjaga dan memastikan,” tutupnya.

Selain warkop, salah satu kurir ekspedisi juga mengatakan pernah mendapatkan hal serupa. Bahkan, karena uang palsu itu dirinya terpaksa harus mengganti setoran ke kantor. Uang palsu ini didapatkannya saat mengantarkan paket dengan metode pembayaran COD.

“Saya belum sadar kalau uang pembayaran COD itu ternyata uang palsu. Apalagi dalam sehari banyak paket yang saya antar. Ketahuannya pada saat penghitungan uang untuk disetorkan ke Bank. Pecahannya juga sama Rp50 ribu,” ujar Toni. (mel)