TANJUNG SELOR – Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus menggencarkan program peningkatan kapasitas petani di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional dalam mendukung program cetak sawah dan optimalisasi lahan untuk mendorong tercapainya swasembada pangan.

Sejumlah desa di Kecamatan Tanjung Palas tercatat menjadi wilayah prioritas pengembangan lahan pertanian dengan total area mencapai 520 hektare. Rinciannya meliputi Desa Antutan seluas 46 hektare, Gunung Putih 131 hektare, Pejalin 64 hektare, Tanjung Palas Hilir 118 hektare, Teras Baru 75 hektare, dan Teras Nawang 86 hektare. Pemerintah menargetkan kelompok tani di desa-desa tersebut mampu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan keluarga melalui pengelolaan lahan secara berkelanjutan.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Inneke Kusumawaty, saat meninjau lahan pertanian di Desa Teras Baru belum lama ini menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia petani. Menurut dia, Kementerian Pertanian tidak hanya menitikberatkan pada sisi teknis optimalisasi lahan, tetapi juga pada penguatan kapasitas petani agar mampu menghadapi berbagai tantangan, termasuk kondisi lahan yang rawan banjir.

“Kondisi geografis di beberapa desa memang menantang. Teras Baru misalnya, memiliki lahan dataran rendah yang mudah tergenang air. Namun kami optimistis, selama kapasitas petani diperkuat, program ini akan berhasil,” ujar Inneke.

Ia menambahkan, pelaksanaan optimalisasi lahan bukan hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian semata. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) juga dilibatkan, khususnya dalam penanganan dan perbaikan infrastruktur irigasi.

“Persoalan banjir dan tata kelola air harus ditangani lintas sektor. Di sinilah peran KemenPUPR sangat penting, terutama melalui balai wilayah sungai yang menangani perbaikan irigasi,” kata dia.

Program optimalisasi lahan ini mencakup perbaikan kondisi tanah dan jaringan irigasi, dengan harapan petani dapat melakukan panen hingga tiga kali dalam setahun. Untuk mencapai target tersebut, pelatihan kepada petani akan menjadi agenda utama, agar mereka memiliki keterampilan dalam mengelola lahan secara efektif dan efisien.

“Peningkatan kapasitas ini penting agar petani tidak hanya mengolah, tapi juga memahami pola tanam yang benar, kapan harus menanam dan memanen,” tutur Inneke.

Selain pelatihan, pemerintah pusat juga akan menyalurkan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada petani. Bantuan alsintan ini diharapkan mempercepat proses pengolahan lahan, perawatan tanaman, hingga panen.

“Dengan alsintan, siklus tanam bisa dipercepat. Petani bisa segera menanam kembali setelah panen,” ujarnya.

Lebih lanjut, pemerintah juga memastikan hasil panen petani tidak menumpuk tanpa terserap pasar. Kementan telah menjalin koordinasi dengan Perum Bulog yang akan membeli gabah petani secara langsung dengan harga Rp 6.400 per kilogram.

“Dengan sistem seperti ini, petani tidak perlu khawatir soal harga maupun penyerapan hasil panen. Setelah panen, langsung tanam lagi, sehingga pendapatan mereka bisa meningkat,” katanya.

Inneke menyebutkan, kolaborasi antara masyarakat, pemerintah desa, dan pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk mewujudkan program ini. Ia pun mengapresiasi komitmen Bupati Bulungan yang memberikan perhatian penuh terhadap program peningkatan kapasitas petani.

“Kami melihat keseriusan Pemkab Bulungan sangat tinggi. Ini menjadi energi positif dalam mendorong petani agar lebih mandiri dan sejahtera,” kata dia.

Dengan penguatan SDM dan dukungan infrastruktur, Kementerian Pertanian optimistis Kabupaten Bulungan dapat menjadi salah satu lumbung pangan strategis di Kalimantan Utara dan ikut berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. (lia)