TANJUNG REDEB – Di tengah gencarnya program koperasi merah putih yang dijalankan Pemerintah Pusat hingga ke tingkat kampung, Pemkab Berau juga melaksanakan hal yang sama.

Usai dibentuk dengan total 109 koperasi, nantinya koperasi merah putih ini digadang-gadang menjadi salah satu solusi pemenuhan kebutuhan masyarakat hingga ke kampung-kampung. Dimana salah satunya yakni tentang penyediaan sembako hingga LPG bersubsidi.

Lantas, dengan hadirnya koperasi merah putih yang menjalankan distribusi kebutuhan pokok masyarakat ini, bisa menjadi solusi bagi masyarakat Kabupaten Berau?

Seperti yang dialami masyarakat Berau beberapa hari belakangan, dimana permasalahan klasik ketersediaan LPG bersubsidi kembali mencuat. Tak hanya sering menghilang, bahkan harga yang dipatok untuk satu tabung gas melon ini juga lumayan tinggi dan dianggap menyusahkan masyarakat. Beragam postingan di sosial media tentang si hijau ini juga mulai kembali ramai.

“Mulai lagi gas melon ini raib. Padahal katanya semuanya aman, kuotanya juga cukup. Lari kemana itu si gas melon?,” ujar salah satu netizen di postingan Facebook.

Sebelumnya, Diskoperindag Berau menyebut jika koperasi merah putih yang terbentuk di Berau sudah mulai mengarah ke sektor usaha penyediaan LPG bersubsidi. Ini sesuai dengan saran pemerintah pusat agar koperasi merah putih juga menjadi bagian dalam tata kelola energi rakyat.

“Bisa saja dikelola oleh koperasi merah putih karena koperasi ini memang dihadirkan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat terutama yang di kampung-kampung. Karena pada dasarnya koperasi ini dibentuk dan dijalankan sesuai dengan potensi dan kebutuhan masing-masing wilayah beroperasinya koperasi,” ujar Kepala Diskoperindag Berau, Eva Yunita ditemui beberapa waktu lalu. (mel)