Sambaliung – Weekend di Kampung Pegat Bukur menjadi tak biasa. Di hari Sabtu (5/7/2025) pagi, saat matahari mulai menyembul dari balik awan, masyarakat sudah ramai berbondong-bondong mendatangi sepanjang pinggiran sungai. Bukan untuk menjala ikan atau berenang, melainkan untuk melihat barisan “Naga” berenang di sungai.
Namanya Festival Perahu Naga. Event ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan pihak Kampung Pegat Bukur, sebagai rangkaian dari HUT Kampung setiap tahunnya. Dan di tahun ini juga menjadi pengisi acara HUT ke-65 kampung.
Puluhan perahu beragam warna, corak dan nama dengan ukuran berkisar 8-9 meter dengan kapasitas maksimal 10 orang pendayung, menjadi hal yang mencuri perhatian dalam perlombaan perahu ini. Menariknya lagi, terdapat ornamen berbentuk kepala naga di bagian depan perahu, dan ekor naga di bagian buritan.
Inilah yang kemudian menjadi daya tarik wisatawan atau pengunjung yang datang menyaksikan perlombaan. Tak hanya perahu yang identik dengan Naga yang jadi ikon, para pendayung yang terlihat bersemangat pun menjadi magnet lain bagi wisatawan.
Sorakan dari para pengunjung atau penonton yang duduk di sepanjang pinggiran sungai saat perlombaan berlangsung, menjadi semangat tersendiri bagi para peserta dalam festival lomba perahu ini.
Wisatawan yang datang pun tak hanya dari sekitar kampung, melainkan dari beberapa kampung di Kabupaten Berau. Bukan tanpa alasan, melainkan untuk memberikan semangat bagi tim perahu naga kampungnya.
“Saya bersama suami sengaja datang kesini untuk menonton, karena ada tim perahu dari Gunung Tabur. Setidaknya kehadiran kami memberikan sedikit semangat bagi tim untuk bisa bertanding dengan maksimal,” ujar Siti, salah satu warga Gunung Tabur yang ditemui.
Meskipun harus berdiri di bawah terik matahari lantaran perlombaan baru dimulai sekitar pukul 13.00 WITA, namun para pengunjung justru semakin ramai. Ada yang berdiri di sepanjang jembatan, duduk di bawah pohon, bahkan ada yang rela turun ke dekat sungai, agar bisa mengabadikan momen setahun sekali itu.
Perlombaan pun dimulai. Teriakan para pendayung dengan tubuh setengah basah akibat cipratan air sungai, menjadi semakin riuh dengan teriakan dan tepuk tangan para penonton yang menyaksikan jalannya perlombaan.
Usai dibuka oleh Wabup Berau Gamalis, perlombaan diikuti total 39 perahu. Para peserta ini akan berebut gelar juara dalam dua kategori lomba yakni untuk kategori kelas 10 pendayung sebanyak 26 perahu, dan kelas 30 pendayung sebanyak 13 perahu.
“Festival lomba perahu ini bukan hanya menguatkan semangat kita dalam berolahraga, tetapi juga memantapkan langkah kita untuk melestarikan budaya warisan nenek moyang yang erat dengan kehidupan perairan,” ujar Gamalis saat membuka lomba.
Festival Perahu Naga ini juga menjadi wujud kecintaan terhadap potensi bahari Berau yang luar biasa. Sekaligus sebagai sarana hiburan rakyat, yang mempererat tali persaudaraan dan kekompakan masyarakat.
Tak hanya itu, beberapa penjaja makanan dan minuman yang melapak di sekitar area perlombaan juga kebagian rejeki. Makanan, minuman dan camilan yang mereka jual terhitung ludes dengan cepat. Ini juga menandakan jika efek dari event yang digelar juga dirasakan para UMKM. (mel)