TANJUNG REDEB – Sampah menjadi salah satu masalah yang tak kunjung usai di Kabupaten Berau. Keberadaan bak ambrol di beberapa titik pun terlihat kurang maksimal menampung sampah yang ada.

“Sebenarnya amrol itu kan diperuntukkan untuk masyarakat, supaya membuang sampah tidak jauh ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tapi sepertinya bukan hanya masyarakat yang memanfaatkan keberadaan amrol itu,” terang Sekretaris DLHK Berau, Masrani ditemui kemarin.

Keluhan masyarakat terkait overloadnya jumlah sampah di amrol hingga tumpah ke jalanan, seharusnya menjadi perhatian juga bagi masyarakat, terutama petugas pengangkut sampah.

“Jadi kalau disini kan ada juga roda tiga pengangkut sampah itu, saya mendapatkan laporan bahkan beberapa kali menemui mereka juga membuang sampah ke dalam amrol. Itu justru membuat amrol makin penuh,” bebernya.

Dikatakannya juga, amrol yang diletakkan di dalam area Kota Tanjung Redeb, memang berada di kawasan padat aktivitas, terutama pelaku UMKM di sekitarnya sehingga volume sampah yang dihasilkan juga cukup banyak.

“Bayangkan, jika setiap petugas roda tiga membuang sampah ke amrol hingga tiga kali sehari, tentu saja cepat penuh. Petugas ini kan juga mendapatkan bayaran dari warga, seharusnya bisa menyisihkan sebagian untuk membuang langsung ke TPA,” pungkasnya.

DLHK Berau juga menyampaikan bahwa kendaraan roda tiga tersebut sebelumnya telah dihibahkan ke kelurahan dan RT setempat, untuk membantu pengelolaan sampah. Oleh karena itu, Masrani berharap perangkat RT, kelurahan, dan kecamatan bisa memberikan pemahaman kepada para petugas agar tidak mencari jalan pintas dengan membuang di TPS terdekat. (Mel)