TANJUNG REDEB – Tak hanya pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang tepian Ahmad Yani dan tepian Jalan Pulau Derawan atau tepian Teratai yang mendapatkan imbas dari aturan penataan wisata kuliner. Para pedagang yang berjualan di seberang runway Bandara Kalimarau pun akan merasakan dampak dari aturan ini.

Hal ini terungkap saat tim gabungan penataan lokasi wisata kuliner Kabupaten Berau melakukan edukasi dan sosialisasi kepada para PKL secara masif selama 4 hari sejak Senin (16/6/2025) lalu. Selain memberikan informasi terkait penataan, para PKL juga diberikan pemahaman tentang aturan yang telah tertuang dalam Perbup Nomor 59 tahun 2019.

“Para PKL yang berjualan di depan runway Bandara Kalimarau itu juga bukan termasuk PKL yang masuk dalam area wisata kuliner yang ada dalam Perbup. Jadi mereka juga seharusnya tidak diperkenankan melapak di area itu,” terang Sekretaris Tim Gabungan Penataan Lokasi Wisata Kuliner Berau, Nur Jatiah.

Namun, dikatakannya hal ini tidak serta merta akan dilakukan penertiban meskipun sudah ada aturan yang mengikat. Karena usai kegiatan sosialisasi dan edukasi ini, akan ada rapat lanjutan membahas keberlanjutan hasil penemuan tim di lapangan, dan mencari solusi terbaik.

“Mungkin nanti akan ada rapat lanjutan lagi membahas hal ini. Jadi karena mereka ini juga sudah dikenal masyarakat sebagai salah satu lokasi kuliner, kemungkinan akan digeser lokasi berjualannya. Bisa saja agak ke kanan dari lokasi semula. Karena area landmark kan memang tidak boleh dipergunakan untuk berjualan,” tambahnya.

Meskipun nantinya jika memang harus dilakukan pergeseran tempat jualan, para PKL dipastikan tetap mematuhi Sapta Pesona, yang merupakan aturan wajib di setiap lokasi wisata kuliner.

Hal ini pun mendapatkan respon dari masyarakat. Beberapa warga yang ditemui mengatakan jika kebijakan yang dibuat Pemkab Berau ini menyusahkan para PKL dan masyarakat, khususnya mereka yang berdomisili dekat area Bandara Kalimarau.

“Kami sangat terbantu dengan adanya PKL di sepanjang tepian depan runway Bandara Kalimarau ini. Karena selain dekat dengan rumah kami di Teluk Bayur, suasana baru dengan pemandangan melihat pesawat saat take off atau landing, menjadi daya tarik pengunjung saat menghabiskan waktu di sana sambil menikmati kuliner yang dijual,” terang Clara, salah satu warga Teluk Bayur. (mel)