Samarinda — Rencana pengerukan Sungai Mahakam kembali mencuat setelah Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, mengusulkan langkah tersebut sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir yang kerap melanda kawasan tepian sungai.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (PUPR-PERA) Provinsi Kaltim, Runandar, menilai bahwa rencana tersebut sangat memungkinkan dilakukan, namun harus disertai kajian teknis yang komprehensif serta kesiapan anggaran yang memadai.

“Rencana pengerukan Sungai Mahakam yang diusulkan Pak Gubernur sangat realistis dilakukan. Tapi tentu memerlukan kajian mendalam agar langkah ini benar-benar efektif menanggulangi banjir,” tegas Runandar kepada awak media, Selasa (4/11/2025).

Ia menjelaskan, kondisi pendangkalan di Sungai Mahakam kini cukup parah, terutama di bagian tepian dan muara sungai. Saat air surut, endapan sedimen terlihat menumpuk di dasar sungai dan menghambat aliran air.

“Ketika air surut, sedimen terlihat jelas menumpuk di dasar sungai. Kondisi ini menghambat aliran air dan berpotensi menyebabkan luapan saat curah hujan tinggi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Runandar menuturkan bahwa pengerukan memang dapat membantu meningkatkan kapasitas tampungan air, namun tidak dapat dijadikan satu-satunya solusi untuk mengatasi banjir di Samarinda dan sekitarnya.

“Pengerukan bisa membantu memperbesar daya tampung air, tetapi tidak cukup bila tidak disertai dengan normalisasi anak-anak sungai lainnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, perhatian Gubernur Kaltim tidak hanya difokuskan pada Sungai Mahakam semata, tetapi juga pada upaya penanganan banjir diseluruh Kabupaten/Kota di Kaltim.

“Pak Gubernur menaruh perhatian besar bukan hanya pada Sungai Mahakam, tapi juga terhadap pengendalian banjir di berbagai wilayah Kaltim,” tutupnya.

(*)