SEGAH – Sejak terjadinya banjir besar pada Selasa (27/5/2025) dini hari, masyarakat di Kampung Long Ayap bergegas mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. Berdiam di pengungsian, semua yang mereka butuhkan juga terbatas.
Mereka seolah terisolasi dari dunia luar. Lokasi kampung yang cukup jauh hingga harus melewati jalan area perkebunan sawit selama berjam-jam, menjadi kendala bantuan yang diberikan itu bisa sampai. Terlebih ketika banjir menggenangi perkampungan, membuat akses jalan pun terputus.
Di ruangan seperti aula itu, puluhan warga duduk lesehan dan tidur seadanya. Semua harta benda milik mereka tak ada yang dapat diselamatkan. Bahkan, untuk pakaian saja mereka menggunakan baju yang sama berhari-hari.
“Ada dua lokasi yang dipergunakan sebagai tempat pengungsian yakni di balai lama dan di gedung serbaguna ini, dapur umum kami buat apa adanya yang penting warga bisa makan. Untuk kebutuhan mendesak yang dibutuhkan adalah bantuan pangan, dan pakaian,” terang Kepala Kampung Long Ayap, Jemi, ditemui Rabu (28/5/2025) siang.
Tak hanya dewasa, banyak anak-anak usia batita, balita dan usia sekolah yang ikut mengungsi. Mereka belum paham apa yang sebenarnya terjadi. Dengan wajah ceria, mereka masih bisa bermain dengan sebayanya.
Jemi pun bercerita, jika warganya sama sekali tak menyangka banjir ini akan menghabiskan tak hanya bangunan, tapi juga barang-barang milik mereka. Pasalnya, selama puluhan tahun tinggal di lokasi itu, banjir tak pernah setinggi kemarin, bahkan sampai menyentuh atap rumah.
“Datangnya air juga sangat cepat. Biasanya hanya di kolong rumah saja. Tapi kemarin ternyata menenggelamkan rumah kami. Jadi barang-barang yang kami kira aman ternyata ikut terbawa banjir,” tambahnya.
Tak hanya itu, warga pun mulai merasakan gangguan kesehatan, seperti gatal-gatal. Bagaimana tidak? Setelah banjir ini reda, mereka kembali ke rumah masing-masing untuk mengecek kondisi rumahnya dan membersihkannya secara bertahap. Lumpur yang tertinggal membuat badan kotor dan tentu saja menyebabkan penyakit.
Sempat mengunjungi kampung ini, Bupati Berau Sri Juniarsih menegaskan jika kondisi kesehatan masyarakat di sana menjadi perhatian utama, terlebih kesehatan. Dirinya pun meminta OPD terkait untuk segera memberikan apa yang menjadi kebutuhan mereka.
“Apa yang mereka butuhkan akan kita upayakan. Saya meminta dinas-dinas segera gerak cepat. Terlebih untuk kesehatan mereka, karena tadi juga saya mendapat laporan kalau warga sudah mulai merasakan gatal-gatal. Jangan sampai ada lagi penyakit-penyakit lainnya,” pungkasnya. (Mel)