Samarinda – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melaporkan temuan 1.018 kasus positif HIV sepanjang 2025.

Temuan ini tersebar di sejumlah daerah dan menjadi peringatan bagi pemerintah untuk memperkuat deteksi dini.

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, mengatakan bahwa angka tersebut merupakan hasil skrining kesehatan yang semakin intens dilakukan.

Jaya juga mengungkapkan, sebagian besar temuan merupakan kasus lama yang baru teridentifikasi, bukan infeksi baru pada tahun berjalan.

“Di 2025 kita menemukan 1.018 kasus. Harapannya, ini bukan kasus baru, melainkan kasus lama yang baru terdeteksi,” ujarnya kepada awak media, pada Senin (8/12/2025).

Jaya juga menjelaskan, pemprov kini tengah membedakan secara tegas. Antara kasus baru yang tertular tahun ini, dengan kasus lama yang baru diketahui melalui pemeriksaan medis.

Tiga wilayah dengan kontribusi temuan tertinggi tetap didominasi daerah berpenduduk besar yakni, Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Untuk meningkatkan penemuan kasus, pemerintah menerapkan pola pemeriksaan proaktif terhadap berbagai kelompok masyarakat, mulai dari ibu hamil hingga pasangan calon pengantin.

“Strategi jemput bola melalui skrining masif ini penting agar pengidap positif segera diketahui statusnya dan langsung mendapatkan intervensi pengobatan,” jelasnya.

Seluruh pasien yang masuk dalam temuan 2025 disebut telah mendapatkan layanan medis penuh di fasilitas kesehatan penyedia layanan HIV.

Selain itu Jaya juga menegaskan, deteksi dini merupakan kunci agar perkembangan virus segera ditekan melalui pengobatan antiretroviral.

Pengobatan yang cepat dan tepat, lanjutnya, menjadi faktor utama untuk memutus rantai penularan kepada orang lain maupun pasangan.

Jaya juga mengimbau masyarakat tidak takut memeriksakan diri secara sukarela. Pemerintah menjamin kerahasiaan identitas dan akses pengobatan bagi seluruh pasien.

“Kami berharap partisipasi publik dalam deteksi dini terus meningkat agar risiko infeksi baru dapat ditekan,” tukasnya.(*)