Tanjung Redeb –  Beberapa minggu ini ramai jadi perbincangan netizen adanya beras oplosan, yang seharusnya jenis premium namun dicampur dengan beras kualitas rendah. Yang mengejutkan, beberapa jenis beras merek premium pun masuk dalam daftar beras oplosan tersebut.
Dari informasi sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan 212 merek beras yang terbukti melanggar telah diserahkan ke Polri dan Kejaksaan Agung (Kejagung). Dan dari hasil pemeriksaan 4 produsen oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri, menyatakan jika keempat produsen itu diduga melakukan pelanggaran mutu dan takaran.
Keempat produsen itu yakni, Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group). Empat perusahaan itu mengelola sejumlah merek beras ternama di Indonesia, misalnya merek beras dari Wilmar Group yakni, Sania, Sovia dan Fortune. Lalu, merek beras produksi dari PT Food Station Tjipinang Jaya, FS Japonica, FS Setra Ramos, FS Beras Sego Pulen, FS Sentra Wangi, Alfamart Sentra Pulen, hingga Indomaret Beras Pulen Wangi.
Berikutnya, merek beras dari PT Belitang Panen Raya, yakni untuk kualitas premium ada Raja Ultima, Raja Platinum, RajaKita, sementara kualitas ekonomis ada merek RAJA. Sementara, beras dari Japfa Group yaitu merek Ayana.
“Saya salah satu pengkonsumsi beras merek premium itu. Kalau memang terbukti dioplos, tentu kita masyarakat yang dirugikan. Harus segera ditindak tegas,” ujar Anggita, salah satu warga Tanjung Redeb yang mengaku rutin membeli salah satu beras merk premium itu.
Warga lainnya, Christiana juga mengaku sering membeli beras merk premium, untuk dicampur dengan beras lokal. Hal ini karena modal yang dikeluarkan untuk nasi jualannya akan lebih minim.
“Ya selama ini saya mencampur berasnya saat masak. Tapi memang beras premium itu pulen. Wanginya juga harum, enak lah kalau dijadikan nasi kuning atau nasi uduk. Tapi kalau memang dioplos, tentu akan sangat merugikan konsumen. Karena harganya lumayan mahal,” bebernya.
Diketahui, untuk beras merk premium seperti Sovia, Sania dan Fortune di Kabupaten Berau di harga kisaran Rp70 – Rp80 ribu untuk ukuran 5 kilogram. Sedangkan untuk ukuran 10 kilogram harganya bisa dua kali lipat lebih.
Masyarakat pun meminta pihak terkait atau OPD yang menangani hal ini, bisa segera turun ke lapangan melakukan pengecekan. Jika memang terbukti dugaan oplosan itu benar, maka merk-merk beras yang dijual di pasaran seharusnya ditarik. (mel)