Tanjung Selor – Warga Kecamatan Tanjung Palas dan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, kembali mengeluhkan kondisi jalan poros Teras Baru menuju Desa Salimbatu yang tak kunjung diperbaiki. Hingga pertengahan Juni 2025, belum terlihat progres perbaikan meskipun sebelumnya sempat dijanjikan akan segera dikerjakan.
Keluhan warga salah satunya disampaikan melalui media sosial. Akun @Ipung-Ja mengunggah video yang memperlihatkan kondisi jalan yang rusak parah, berlubang dan berlumpur. Dalam keterangan unggahannya, ia menulis bahwa dirinya terpaksa menolak undangan di Desa Salimbatu karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan.
“Minta maaf aja aku, kalau undangan di Salimbatu enda lah aku bisa hadir. Tunggulah jalannya aspal atau ditimbun dulu baru aku ke sana,” tulisnya pada Selasa, 10 Juni 2025.
Keluhan serupa datang dari Alvina, warga Dusun Betiang, yang menyebut jalan tersebut sangat penting bagi aktivitas harian masyarakat, namun hingga kini tak kunjung mendapat perhatian.
“Kami berharap jalan penghubung antara Teras Baru dan Salimbatu segera diperbaiki atau minimal ada tindakan awal. Soalnya sudah lama jalan ini dibiarkan rusak,” ujar Alvina yang akrab disapa Vina.
Ia menambahkan, kerusakan jalan kerap membuat kendaraan mogok atau terjebak lumpur. “Jangan banyak janji-janji saja. Kalau jalan bagus, kami bisa melintas dengan aman. Selama ini, motor sering mogok atau amblas. Semoga segera ada perbaikan,” tuturnya.
Menanggapi keluhan warga, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Kabupaten Bulungan, Khairul, menjelaskan bahwa perbaikan jalan poros Tanjung Palas–Salimbatu akan dilanjutkan pada tahun ini dengan alokasi anggaran sebesar Rp14,95 miliar yang bersumber dari APBD 2025.
“Kami memastikan kelanjutan pembangunan jalan ini menjadi prioritas pemerintah daerah. Ini jalan penting sebagai penghubung masyarakat ke ibu kota kabupaten dan antarwilayah,” kata Khairul kepada wartawan, Selasa, 10 Juni 2025.
Selain pengaspalan jalan poros tersebut, pemerintah daerah juga menganggarkan dana sebesar Rp1 miliar untuk menangani titik longsor di ruas jalan Salimbatu–Silva Rahayu.
“Penanganan awal akan dilakukan dengan menghampar agregat B sebagai fondasi sementara. Ini solusi jangka pendek agar kondisi jalan tetap bisa digunakan hingga lima tahun ke depan,” ujarnya.
Untuk penanganan jangka panjang, kata Khairul, DPU-PR telah merancang pembangunan struktur beton penahan di titik longsor. “Kami sudah rencanakan pembangunan struktur beton sebagai penahan agar kondisi jalan lebih stabil dan aman,” pungkasnya. (*lia)