TANJUNG SELOR — Program optimalisasi lahan pertanian atau oplah di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, masih jauh dari target. Hingga pertengahan Juni 2025, capaian lahan yang telah diolah baru mencapai 1.887 hektare atau sekitar 46 persen dari total target seluas 4.101 hektare. Padahal, program ini ditargetkan rampung pada akhir Juni.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan, Kristiyanto, mengatakan bahwa dari total target tersebut, hasil survei lapangan hanya merekomendasikan 2.665 hektare lahan yang dinyatakan layak untuk diolah. “Per 17 Juni, realisasi optimalisasi baru menyentuh 1.887 hektare. Sebagian besar lahan tersebar di sembilan kecamatan, kecuali Kecamatan Bunyu,” ujar Kristiyanto saat ditemui pada Rabu, 25 Juni 2025.
Dari luasan tersebut, hanya sekitar 311 hektare yang telah ditanami. Sisanya masih dalam proses pengolahan lahan, yang ditargetkan dapat segera selesai untuk mendukung musim tanam pada Juli mendatang.
Dikejar Waktu Menjelang Musim Tanam
Pemerintah daerah kini berpacu dengan waktu. Guna mempercepat proses pengolahan, Dinas Pertanian menggandeng Komando Distrik Militer (Kodim) untuk menurunkan alat berat ke sejumlah lokasi. Harapannya, pada pertengahan hingga akhir Juli nanti, total lahan yang telah dioptimalisasi bisa menembus 2.500 hektare.
“Juli sudah harus mulai tanam. Ini pekerjaan besar bagi Dinas Pertanian, termasuk dalam hal peningkatan kapasitas sumber daya manusia petani. Masih banyak petani yang belum sepenuhnya memahami praktik tanam yang berkelanjutan,” kata Kristiyanto.
Pendampingan dan Penyuluhan Jadi Kunci
Menurut dia, hambatan utama dalam program ini bukan sekadar keterbatasan alat berat, melainkan juga kurangnya pemahaman petani terhadap tata kelola pertanian yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Dinas Pertanian memperkuat peran kelompok tani dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
“Kami membekali para penyuluh dengan kemampuan komunikasi dan pendekatan yang lebih efektif kepada petani. Tujuannya agar mereka mampu menjadi penggerak utama dalam transformasi praktik pertanian di tingkat tapak,” ujarnya.
Program optimalisasi lahan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah daerah untuk mendorong intensifikasi pertanian, terutama dengan menargetkan sistem tanam dua kali dalam setahun di Bulungan. Dari 2.665 hektare lahan yang dinyatakan layak, capaian saat ini telah menyentuh sekitar 80 persen. Namun tantangan masih tersisa, terutama dalam mengejar tenggat waktu dan memastikan kesiapan petani saat musim tanam dimulai bulan depan. (LIA)