TANJUNG SELOR — Tradisi balap perahu dayung masyarakat Bulungan kembali memukau dengan semangat tinggi. Pada Senin pagi (6/10), lebih dari 3.000 pendayung dan sekitar puluhan perahu menghiasi Sungai Kayan di area Pelabuhan VIP Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Sejak pukul 08.00 WITA, sungai yang menjadi urat nadi daerah ini penuh warna-warni perahu dan kostum para peserta. Para pendayung dari berbagai daerah seperti Tanjung Palas, Salimbatu, Teras Baru, dan Antutan, tampak antusias dan penuh semangat setelah menjalani latihan keras untuk menunjukkan kemampuan terbaik dalam lomba yang berlangsung selama tiga hari tersebut.

 

Suasana kekeluargaan sangat terasa, dengan kegembiraan dan yel-yel yang menggema dari para pendayung, menambah semarak festival yang digelar rutin setiap tahun ini. Masyarakat dan peserta sama-sama menikmati momen kebersamaan yang erat dengan budaya lokal.

Bupati Bulungan, Syarwani, menegaskan bahwa festival balap perahu dayung ini adalah bagian penting dari upaya melestarikan budaya leluhur Bulungan yang sudah diwariskan turun-temurun.

“Sungai Kayan adalah nadi kehidupan kami. Melalui lomba ini, kita tidak hanya menjaga tradisi, tapi juga memperkuat persaudaraan dan keselamatan sebagai modal membangun Bulungan yang maju tanpa melupakan akar budaya,” ujarnya.

Race pembuka di kelas perahu 30 menjadi tanda resmi dimulainya perlombaan. Juara pertama berhasil diraih oleh tim Amuk Pulau dari Salimbatu, disusul BP II di posisi kedua.

 

Plt. Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Bulungan, Iwan Sugiyanta, menambahkan bahwa event ini juga menjadi sarana pengembangan potensi wisata dan perekonomian kerakyatan.

“Festival Sungai Kayan kini sudah masuk kalender event daerah. Dengan total peserta 130 perahu dan lebih dari 3.500 pendayung, kami optimis tradisi ini akan terus tumbuh dan memberikan dampak positif,” katanya.

Tahun demi tahun, jumlah peserta terus meningkat, menandakan tradisi balap perahu dayung Bulungan bukan hanya tetap hidup, tapi semakin menjadi kebanggaan masyarakat setempat. (Lia)