Berau – Ribuan unit Penerangan Jalan Umum (PJU) bertenaga surya yang tersebar di berbagai kecamatan, kelurahan, dan desa menghadapi tantangan serius dalam hal pemeliharaan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Berau Andi Marewangeng menyebutkan lebih dari 3.000 unit PJU untuk di anggarkan pemeliharaan yang ada saat ini dinilai sangat minim.
“Anggaran pemeliharaan yang terbatas, berkisar Rp 200 juta hingga Rp 400 juta, tidak sebanding dengan biaya operasional yang diperlukan,” ucapnya Kamis (6/11/2025).
“Kalau kita melihat dari pada biaya operasional pemeliharaan kita sangat minim,” sambungnya.
Ia mencontohkan, biaya untuk satu tim yang terdiri dari empat pekerja untuk melakukan pemeliharaan di daerah pesisir, sudah mencakup ongkos bahan bakar (minyak) mobil, biaya penginapan, dan makan, membuat pemeliharaan tidak akan terselesaikan secara optimal.
“Saat ini, dengan metode konvensional menggunakan skylift (mobil tangga), tim pemeliharaan mungkin hanya dapat membersihkan maksimal lima unit PJU per hari,” bebernya.
Menurutnya masalah utama yang sering menyebabkan PJU mati adalah debu yang menempel.
“Terutama yang kita pantau, kenapa dia sering mati, itu ada debu,” jelasnya.
Selain itu bagi dia debu tersebut, kena air hujan atau gerimis, akan menempel di permukaan panel surya dan menghalangi penerimaan sinar matahari sehingga menjadi tidak maksimal.
“Maka untuk mengatasi masalah efisiensi dan biaya ini, sebuah inovasi teknologi berupa drone (pesawat tanpa awak) khusus sedang dipertimbangkan,” imbuhnya.
“Kita sudah diskusikan, pakai drone. Nanti drone itu membawa, naik, ada semprotan. Air dulu, baru pembersih lumutnya, disemprot lagi, baru siram lagi bersih, pindah lagi yang satu,” paparnya.
Menurutnya penggunaan drone ini diyakini dapat menghemat biaya bahan bakar dan tenaga kerja secara signifikan.
“Selain itu, efisiensi kerja diperkirakan akan melonjak drastis,” tegasnya.
Dibandingkan skylift kata dia yang hanya mampu membersihkan lima unit, drone diperkirakan mampu membersihkan 20 hingga 25 unit PJU per hari.
“Kita usulkan untuk anggaran 2026 rencana pengadaan drone ini, yang diperkirakan berharga sekitar Rp 24 juta per unit, akan diusulkan secara bertahap,” imbuhnya.
Meskipun panel surya PJU memiliki masa pakai (SEO) hingga 10 tahun, pihaknya menegaskan bahwa masa pakai tersebut hanya bisa tercapai jika pemeliharaan, terutama pembersihan dari debu, dilakukan secara rutin.
Pihak terkait mengungkapkan bahwa usulan ini telah diajukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Tambahan (APBT), namun belum berhasil keluar.
“Harapan besarnya, rencana pengadaan drone pembersih ini dapat terealisasi pada anggaran tahun 2026 mendatang,” pungkasnya. (*)


