Samarinda – Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, menegaskan banjir besar yang melanda Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dan Berau sejak Minggu 7 Desember 2025 kemarin bukan disebabkan aktivitas pertambangan, melainkan bencana siklus tahunan yang telah terjadi selama puluhan tahun.

Di Kutim, enam kecamatan terendam, yakni Karangan, Muara Wahau, Telen, Kongbeng, Batu Ampar, dan Bengalon. Sementara di Kabupaten Berau, genangan air terjadi di Kelay, Segah, Sambaliung, dan Gunung Tabur.

Seno memastikan Pemprov Kaltim berada dalam kondisi siaga penuh dan terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten sebagai langkah cepat penanganan bencana.

“Kita selalu berkoordinasi dengan BPBD Berau dan Kutim sejak empat hari lalu. Sejumlah peralatan seperti perahu dan crane sudah siaga dan digunakan sesuai kebutuhan,” ujarnya usai ditemui awak media, pada Jum’at (11/12/2025).

Ia melaporkan, kondisi banjir di Kecamatan Muara Wahau, Kutai Timur, telah berangsur surut. Sebanyak 451 warga terdampak banjir sudah dinyatakan selamat dan kembali ke rumah masing-masing.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, semua masyarakat sudah kembali ke rumah masing-masing,” jelasnya.

Menurut Seno, banjir yang terjadi di dua kabupaten tersebut merupakan pola alam yang telah berlangsung lama dan bukan fenomena baru.

“Warga setempat, khususnya para orang tua, menyebut kejadian ini memang berlangsung setiap tahun. Ini bencana tahunan yang sudah terjadi sejak 20 sampai 30 tahun lalu,” terangnya.

Terkait tudingan publik yang mengaitkan banjir dengan maraknya aktivitas pertambangan di Kutim dan Berau, Seno menegaskan bahwa dugaan tersebut tidak berdasar.

“Ini tidak ada relasinya dengan tambang,” tegasnya.

Meski demikian, Seno tetap mengingatkan agar perusahaan pertambangan tetap bertanggung jawab terhadap kondisi lingkungan sekitar wilayah operasionalnya.

“Karena bagaimanapun, aktivitas tambang tetap memiliki potensi merusak lingkungan. Maka semua perusahaan harus melakukan perbaikan dan pemulihan pascabanjir di kawasan sekitar operasinya,” tutupnya.