Tanjung Redeb – Dinas Kesehatan Kabupaten Berau mengambil langkah serius dalam menangani maraknya kasus perundungan di lingkungan pendidikan dengan melibatkan tenaga profesional, seperti psikolog dan psikiater, dalam program edukasi dan pencegahan bullying.

Kepala Dinkes Berau, Lamlay Sarie, mengatakan kolaborasi dengan tenaga ahli kesehatan jiwa itu dilakukan untuk memastikan edukasi yang diberikan kepada pelajar tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga mampu memberikan pemahaman mendalam tentang dampak psikologis yang ditimbulkan akibat perundungan.

“Dalam seminar maupun sosialisasi, kami menghadirkan narasumber psikolog dan psikiater agar para siswa bisa memahami sisi kesehatan mental dari tindakan bullying. Jadi tidak sekadar tahu bahwa itu salah, tetapi juga mengerti konsekuensinya,” ujar Lamlay.

Menurutnya, pelibatan tenaga profesional ini juga menjadi upaya Dinkes untuk mencegah gangguan jiwa pada korban perundungan. Ia menegaskan, luka akibat bullying tidak selalu tampak secara fisik, namun bisa berlanjut menjadi gangguan psikologis jika tidak segera ditangani.

“Kalau dibiarkan, dampaknya bisa sampai depresi, trauma, bahkan gangguan jiwa. Karena itu, pendekatan kesehatan mental menjadi kunci dalam penanganannya,” terangnya.

Selain seminar, Dinkes Berau selama tiga tahun terakhir juga rutin melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah dasar guna menanamkan empati dan nilai saling menghargai sejak dini. Tahun depan, program ini akan diperluas dengan harapan mencakup lebih banyak jenjang pendidikan.

Lamlay menambahkan, pihaknya berkomitmen terus memperkuat kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan sekolah, dinas pendidikan, dan lembaga kesehatan, agar lingkungan belajar di Berau benar-benar bebas dari kekerasan dan perundungan.

(DVN)