“Semua tindakan di IGD, ruang operasi, dan ICU membutuhkan ketepatan dan kecepatan. Itulah filosofi Walet yang ingin kami terapkan. Burung walet hanya mengambil sesuatu yang baik, terbangnya cepat, dan presisi. Harapannya, tenaga kesehatan di sini juga bekerja dengan prinsip yang sama,” ujarnya.
Jusram juga menyampaikan permohonan maaf atas keterbatasan pelayanan rumah sakit yang masih dirasakan sebagian masyarakat. Meski begitu, ia menegaskan bahwa selama lebih dari 40 tahun berdiri, RSUD Abdul Rivai telah menolong ribuan nyawa di Bumi Batiwakkal.
“Ribuan pasien yang tertolong adalah bukti nyata pengabdian kami, meski mereka mungkin tidak mengungkapkan terima kasih secara langsung,” tambahnya.
Pihak rumah sakit juga menghadapi tantangan di bidang teknologi dan digitalisasi pelayanan kesehatan. Namun, menurut Jusram, pihaknya akan terus melakukan pembenahan agar pelayanan semakin optimal.
Peresmian Gedung Walet sendiri sempat tertunda sejak rencana awal pada Juni 2023. Penundaan terjadi akibat masalah teknis, termasuk longsor saat pengerjaan pondasi yang mencapai kedalaman lebih dari 30 meter. Meski begitu, pembangunan akhirnya dapat diselesaikan.
Kedepan, Jusram berharap keberadaan Gedung Walet dapat memperkuat pelayanan kesehatan di Berau sekaligus mendukung program kesehatan yang dijalankan pemerintah daerah.
“Mudah-mudahan dengan adanya gedung ini, kami bisa membantu pemerintah daerah, khususnya program kesehatan Ibu Bupati, dengan menyediakan sarana IGD, kamar operasi, dan ruang ICU yang sesuai standar,” pungkasnya. (Dvn)