TANJUNG REDEB – Perayaan hari jadi ke-72 Kabupaten Berau dan ke-215 Kota Tanjung Redeb, tahun ini biasa saja. Meskipun ada upacara yang digelar, namun euphoria perayaan itu tak terlihat.
Masyarakat sempat terlihat antusias memadati lapangan Pemuda Tanjung Redeb di Senin (15/9/2025) pagi. Bahkan saat pertunjukan tarian kolosal berlangsung, masyarakat semakin mendekat untuk bisa mendokumentasikan gelaran setahun sekali itu.
Sayangnya, meskipun ramai mengambil foto dan video, namun usai suguhan tarian kolosal masyarakat terlihat bubar. Beberapa warga bahkan mengaku hadir pagi-pagi di lapangan Pemuda, hanya untuk menyaksikan tarian kolosal yang disuguhkan para penari.
“Kesini cuma mau nonton tari kolosal saja. Karena itu yang ditunggu setiap tahunnya. Kalau upacaranya paling seperti biasanya upacara,” ujar Herda, salah satu warga Tanjung Redeb yang datang membawa anak-anaknya untuk menonton tarian tradisional.
Selain itu, UMKM yang berjualan di sepanjang jalan lapangan Pemuda, juga menyebut jika gelaran hari jadi tahun ini tidak seramai biasanya. Omset yang didapatkan pun tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
“Masih lebih ramai penonton waktu upacara HUT ke-80 RI pada 17 Agustus kemarin. Mungkin karena banyak acara yang tidak jadi diselenggarakan, makanya kurang berasa perayaan HUT-nya,” ujar Kholis, salah satu UMKM yang berjualan.
Untuk tahun ini, tarian kolosal yang dibawakan berjudul Tragedi di Pulau Balikukup, yang dibawakan oleh para penari dan para duta wisata, duta budaya dan duta tari Kabupaten Berau tahun 2025.
Dibawakan sekitar 100 murid SMA/SMK dan sejumlah sanggar seni, tarian kolosal yang dibawakan dengan apik itu menjadi sarana edukasi untuk memperkenalkan warisan budaya Berau kepada generasi muda, dengan fokus pada sejarah tiga etnis utama yang mendiami wilayah tersebut. (*)