TANJUNG REDEB – Kekayaan alam Kabupaten Berau yang luar biasa menjadi salah satu yang saat ini gencar digenjot. Melalui konsep Blue Economy Project, program ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di wilayah pesisir dan kepulauan.
Program ini tidak hanya melibatkan sektor pariwisata, tetapi juga pada pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan serta penguatan ekonomi masyarakat lokal.
Bupati Berau Sri Juniarsih Mas menyebut, pengembangan ekonomi biru menjadi bagian dari visi pembangunan daerah lima tahun ke depan, yakni mewujudkan Berau yang maju, unggul, berkelanjutan, makmur, dan sejahtera.
“Kita ingin, hutan tetap hijau, laut tetap biru, dan masyarakat hidup makmur serta sejahtera. Konsep ekonomi biru menjadi langkah nyata menuju arah pembangunan berkelanjutan itu,” ujarnya.
Langkah lanjutan yang kini tengah disusun meliputi penetapan jenis kegiatan di Kawasan Pilot Proyek Percontohan Ekonomi Biru Berau dengan konsep Blue Natural Capital.
Program ini dijalankan melalui pendekatan investasi Natural Capital Asset Management, yang menempatkan kekayaan alam sebagai modal ekonomi untuk dikelola secara lestari.
Selain memperkuat sektor pariwisata, Berau juga berupaya mendorong pengembangan ekspor produk IKM dan UMKM dengan Republik Seychelles, membuka akses perdagangan ke kawasan Afrika dan Eropa.
“Kami tidak hanya berfokus pada pariwisata, tetapi juga pada peningkatan ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha berbasis kearifan lokal. Dukungan diberikan melalui pembinaan, pelatihan, dan kredit lunak bagi UMKM,” terang Sri Juniarsih.
Dukungan internasional tersebut dinilai membuka peluang besar bagi produk unggulan daerah untuk menembus pasar global sekaligus memperkuat posisi Berau sebagai mitra strategis wilayah ibukota negara.
Dalam RPJMN 2025–2029, Berau juga telah ditetapkan sebagai lokasi prioritas program nasional di sektor pariwisata dan pengembangan kawasan pesisir. Hal ini menjadi momentum untuk merumuskan strategi pembangunan yang berpihak pada kelestarian lingkungan melalui kajian lingkungan hidup strategis (KLHS).
“Ekonomi biru bukan sekadar slogan, tapi arah pembangunan masa depan yang menyeimbangkan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (Dvn)


